Inventori dan Distribusi Spasial Emisi Gas Rumah Kaca (CO2 dan CH4) dan NOX dari Sektor Transportasi di Jakarta

Juli 14, 2022 pukul 4:05 pm | Ditulis dalam Research Advisor | Tinggalkan komentar
Tag: ,

Iga Uttariyani, Inventori dan Distribusi Spasial Emisi Gas Rumah Kaca (CO2 dan CH4) dan NOX dari Sektor Transportasi di Jakarta, Thesis Magister, Program Studi Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, 2010.

Abstrak

Pencemaran udara sudah menjadi permasalahan yang serius di DKI Jakarta. Dampaknya terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia serta ekosistem telah menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Sektor transportasi memegang peranan yang sangat penting dalam mencemari udara perkotaan. Menurut data statistik Polda Metro Jaya pertumbuhan kendaraan bermotor hingga tahun 2009 telah mencapai 10 juta kendaraan dengan panjang jalan hanya 5.621,5 km. Ini berarti bahwa dalam beberapa tahun ke depan, jalan di Jakarta akan tidak mampu menampung luapan jumlah kendaraan yang terus tumbuh melebihi panjang jalan yang ada. Permasalahan semacam ini akan semakin kompleks apabila tidak segera diatasi. Inventori dan distribusi spasial merupakan alat yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam permasalahan pencemaran udara. Metode yang digunakan dalam perhitungan beban emisi gas rumah kaca (CO2 dan CH4 ) dan NOx adalah dengan pendekatan jarak tempuh kendaraan. Sedangkan untuk mengetahui distribusi tingkat emisi yang terjadi dengan cara simulasi dengan menggunakan software MluS. Hasil penelitian dari perhitungan inventarisasi yang berdasarkan metode pendekatan jarak tempuh kendaraan, diperoleh bahwa dalam periode 2005-2009, dari jumlah kendaraan total tingkat emisi CO2 yang dihasilkan adalah 18,72 %, 48% CH4 dan 8,2% NOx. Pada tahun 2005, emisi CO2 mencapai 47 juta ton dan pada tahun 2009 telah naik menjadi 55 juta ton dari total jumlah kendaraan. Sedangkan hasil simulasi distribusi emisi yang dihasilkan dari kendaraan bermotor, daerah yang paling tinggi tingkat emisinya adalah daerah cawang. Dengan tingkat emisi CO2 sebesar 511,386.5 ton/tahun yang dihasilkan dari sepeda motor dan bus. Tingkat emisi CH4 dan NOx yang tertinggi juga terdapat di daerah Cawang yaitu sebesar 337.08 ton/tahun dan 3501.42 ton/tahun. Hal ini disebabkan karena daerah Cawang merupakan daerah pertemuan dari arah Cikampek, Bogor, Tanjung priuk, Grogol dan daerah Halim Perdana Kusuma.

🍁

The Effect of Biodiesel Utilization in Transportation Sector to Pollutant Emission and External Cost

Juli 14, 2022 pukul 3:52 pm | Ditulis dalam Research Advisor | Tinggalkan komentar
Tag: ,

Soni Solistia Wirawan, The Effect of Biodiesel Utilization in Transportation Sector to Pollutant Emission and External Cost: Case Study Jakarta. Dissertation, Agricultural Engineering Sciences, Bogor Agricultural University, 2009.

Abstract

World wide numerous studies have proved that biodiesel is an environmentally friendly alternative diesel fuel. Biodiesel is essentially sulphur free and engines fueled by biodiesel emit significantly fewer particulates, hydrocarbons and less carbon monoxide than that of operating conventional diesel fuel. The maximum utilization of biodiesel in Indonesia could improve the air quality level in major cities especially in Jakarta. The most significant hurdle for broader commercialization of biodiesel in Indonesia is its cost. Thus acceptance of biodiesel in Indonesia is more influenced by pricing factor. The advantages of biodiesel such as a renewable energy, lower exhaust gas emission and effect to the longer engine life time are often ignored.

The objective of this research was to assess the effect of biodiesel utilization in transportation sector to the air pollution level, health and economic impact which could be transferred into monetary values in the term of external-cost. Jakarta was selected as a targeted research location due to the fact that Jakarta is the capital city with the most densed population, highest mineral diesel fuel consummer, and most polluted city compared to other big cities in Indonesia

The targeted emission in the study were carbon monoxide (CO), nitrogen oxides (NOx), hydrocarbons (HC), sulphur dioxide (SO2) and particulate matter (PM) from vehicle sources. The external cost of B10 and B20 utilization in 2010, 2015, 2020 and 2025 scenarios compared to the base (non biodiesel) case (B0) in 2005 was calculated by using the analysis of emission dispersion effect method which is most known as Impact Pathway Analysis (IPA). The method consisted of four steps, that are : to quantify the emission, to define the dispersion and transformation of emission for calculating the ambient concentration, to estimate the physical effects by using the dose response function, and to determine the monetary value of the damage for calculating the external costs.

The result showed that utilization of biodiesel could potentially improve air quality level in Jakarta. The utilizations of B10 and B20 in 2010 compared to the base (non-biodiesel) case may reduce external cost by 13.4 and 59.0 billion Rupiah and they increase by 25.2 and 105.7 billion Rupiah in 2025. Since those values may rise as biodiesel blend composition is increased, it necessitates performing simulation on B50 and B100 scenarios. External cost reduction may achieve its maximum value of 447.7 billion Rupiah when B100 is introduced in 2025. Taking into account the diesel fuel consumption for the transportation sector in 2010 and 2025, the reduction translates into external cost of Rp. 4 to 18 per liter for B10 and B20 respectively. Moreover, provided such a diesel engine fueled by B100 is available, the external cost reduction could reach up to Rp. 90 per liter. The implication of this finding suggests that the polluter (motorist) should be willing to pay additional 4 to 90 Rupiah per liter depending on the biodiesel content in the diesel fuel blend.

🌿

Prospek Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu di Indonesia

Maret 17, 2020 pukul 8:39 pm | Ditulis dalam Research Advisor | Tinggalkan komentar
Tag: ,

Ignatia Averina Chita Nirmala, Prospek Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu di Indonesia Berdasarkan Biaya Pokok Penyediaan Pembangkitan Listrik, Laporan Akhir Magang, Tangerang Selatan, 2020.

Abstrak

Pemerintah mencanangkan target penggunaan energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025 yang sejalan dengan Paris Agreement yang ditandatangani pemerintah pada tahun 2015. Salah satu rencana untuk meningkatkan penggunaan EBT adalah pengembangan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB). Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai yang panjang yang berada di katulistiwa sehingga banyak wilayah yang rata rata kecepatan anginnya di bawah 5 m/s. Meskipun demikian ada beberapa wilayah yang potensial seperti tertuang dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) dengan potensi PLTB mencapai sebesar 60.600 MW. Potensi tersebut direncanakan akan dibangun sebesar 1.800 MW sampai tahun 2025. Dalam perencanaan PLN yang tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) target tersebut lebih rendah lagi yang hanya sebesar 1,317 MW sampai dengan tahun 2028. Dengan mempertimbangkan kebijakan biaya pokok penyediaan (BPP) pembangkitan listrik akan lebih rendah lagi kapasitas PLTB yang layak untuk dibangun.

 

Analisis Spasial Pola Kebutuhan Listrik di Provinsi NTB: Aplikasi Metodologi Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG)

Juni 29, 2019 pukul 7:49 am | Ditulis dalam Research Advisor | Tinggalkan komentar
Tag: , ,

Ika Wahyu Setya Andani, Analisis Spasial Pola Kebutuhan Listrik di Provinsi NTB: Aplikasi Metodologi Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG), Graduate Thesis, Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2019.

Abstrak

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terdiri atas beberapa pulau. Energi listrik merupakan salah satu penggerak roda ekonomi di provinsi ini dan juga merupakan salah satu tolok ukur tingkat kesejahteraan. Pemerintah Provinsi NTB perlu membuat perencanaan pengembangan kelistrikan daerah secara spasial dengan melakukan perhitungan kebutuhan listrik yang dirinci per kabupaten/kota. Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat digunakan untuk kebutuhan tersebut. Dalam tugas akhir ini dianalisis kebutuhan listrik secara spasial di Provinsi NTB dengan menggunakan SIG. Pengguna listrik dibagi berdasarkan pendekatan sektoral dengan mengelompokan pelanggan menjadi 6 yaitu rumah tangga, industri, komersial, sosial, pemerintah dan penerangan jalan umum (PJU). Hasil analisis dengan SIG dapat memperlihatkan perbedaan kebutuhan listrik secara spasial per kabupaten/kota. Dengan memanfaatkan aplikasi SIG akan lebih mudah bagi pemerintah untuk membuat perencanaan pengembangan kelistrikan dengan lebih baik. Kebutuhan listrik di Provinsi NTB secara spasial masih terdapat perbedaan yang signifikan antara kabupaten/kota, terutama yang ada di Pulau Lombok dengan kabupaten/kota di luar Pulau Lombok.

Kata kunci : analisis spasial, perencanaan kelistrikan daerah, sistem informasi geografis

Penyediaan Synthetic Diesel Fuel (SDF) Berbasis Biomassa Sawit di Pulau Belitung

Februari 6, 2019 pukul 8:08 am | Ditulis dalam Research Advisor | Tinggalkan komentar

Asmah Sahfitri, Penyediaan Synthetic Diesel Fuel (SDF) Berbasis Biomassa Sawit untuk Memenuhi Kebutuhan Energi Sektor Transportasi di Pulau Belitung, Graduate Thesis, Universitas Pertahanan, 2019.

Abstrak

Pemerintah kini mulai memikirkan penghematan biaya impor BBM dengan mengamanatkan penggunaan bahan bakar nabati (BBN), khususnya untuk sektor transportasi. Salah satu opsinya adalah pemanfaatan minyak diesel sintesis (SDF) dari biomassa. BPPT bekerjasama dengan Jerman melakukan uji coba teknologi KDV (Katalytich Drucklose Verölung) untuk memproses biomassa yang mengandung karbon, hidrogen dan oksigen diolah menjadi produk berharga berupa minyak diesel sintesis dengan kandungan oksigen yang jauh lebih rendah dari pada biodiesel. Teknologi ini dikenal sebagai metode depolimerisasi dengan mengunakan katalis pada kondisi vakum yang dikembangkan oleh Dr. Christian Koch dari Alphakat GmbH, Jerman.

Pulau Belitung di Provinsi Bangka Bellitung memerlukan penghematan pendistribusian BBM untuk sektor transportasi yang dipasok dari terminal BBM Pangkal Balam, Pulau Bangka. Salah satu caranya adalah dengan menghasilkan BBM alternatif hasil olahan sumber daya alam yang ada di Pulau Belitung yaitu SDF dengan teknologi KDV. Penelitian ini dilakukan dengan mempertimbangkan permasalahan pemanfaatan BBM di Pulau Belitung dengan beberapa fokus penelitian yaitu:

  • Proyeksi kebutuhan BBM pada sektor transportasi di Pulau Belitung.
  • Inventarisasi kemampuan daerah dalam pengadaan bahan baku berupa biomassa dari perkebunan sawit.
  • Analisis keekonomisan SDF dengan pemanfaatan teknologi KDV berbasis biomassa sawit di Pulau Belitung.
  • Perumusan kebijakan penyediaan SDF biomassa sawit dengan menggunakan pendekatan system dynamics.

 

Perencanaan Energi Berbasis Kewilayahan-Studi Kasus Koridor Ekonomi Kalimantan

Desember 9, 2018 pukul 8:17 am | Ditulis dalam Research Advisor | Tinggalkan komentar

Ali Ahmudi, Perencanaan Energi Berbasis Kewilayahan: Studi Kasus Zona MP3EI Koridor Ekonomi Kalimantan, Graduate Thesis, Universitas Pertahanan, 2013.

Abstrak

Beberapa parameter sebagai tolok ukur ketahanan energi nasional (national energy security) diantaranya adalah ketersediaan (availability), keterjangkauan untuk mendapatkan (affordability), kemampuan untuk mengakses (accessability) dan penerimaan masyarakat (acceptability). Selain itu pengelolaan energi harus berorientasi pada keberkelanjutan (sustainability), kemandirian dan kedaulatan (sovereignty). Dalam perencanaan energi parameter tersebut menjadi pertimbangan untuk menghindari potensi terjadinya krisis dan darurat energi. Perencanaan energi yang ada saat ini kebanyakan masih bersifat nasional yang sentralistik dan parsial. Mengacu pada UU No. 30 Tahun 2007, perencanaan energi dimulai dari penyusunan dan pengesahan KEN (Kebijakan Energi Nasional), ditindaklanjuti dengan penyusunan RUEN (Rencana Umum Energi Nasional), baru kemudian setiap daerah akan menyusun RUED (Rencana Umum Energi Daerah). Namun masih banyak daerah yang mengalami kendala dalam penyusunan RUED.

Salah satu contoh basis kewilayahan adalah batas ekonomi dalam koridor Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). MP3EI dibagi menjadi enam koridor ekonomi, yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali – Nusa Tenggara dan Papua – Kepulauan Maluku. Dalam studi perencanan energi ini diambil studi kasus koridor ekonomi Kalimantan yang diproyeksikan sebagai “pusat produksi dan pengolahan hasil tambang dan lumbung energi nasional”. Dengan merujuk pada konsep MP3EI dengan target keberhasilan yang tinggi bagi pertumbuhan ekonomi, maka masalah ketersediaan energi merupakan sesuatu yang mutlak diperhatikan.

Perancangan Sistem Database BPPT Tentang Tekno-ekonomi Pembangkit Listrik

Juli 13, 2017 pukul 9:13 am | Ditulis dalam Research Advisor | Tinggalkan komentar

Irnanda Adicahya, Perancangan Sistem Database BPPT Tentang Tekno-ekonomi Pembangkit Listrik untuk Evaluasi Biaya Pembangkitan Berbasis Web, Laporan Akhir Magang, Universitas Bina Nusantara, Jakarta, 2017.

Abstrak

Database digunakan untuk menghitung biaya pembangkitan tenaga listrik dari berbagai jenis pembangkit listrik yang ada di Indonesia, baik yang memanfaatkan energi tidak dapat diperbaharui, seperti: energi batubara, minyak dan gas bumi, maupun energi yang dapat diperbaharui (renewable energy), seperti: energi surya, angin, panas bumi dan biomassa.

Web database dibuat dengan memanfaatkan bahasa HTML, CSS, PHP serta JQuery Plugin. Web ini memiliki beberapa fungsi antara lain:

  • Membantu Tim Perencanaan Energi dalam menghitung biaya pembangkit listrik di tahun tertentu.
  • Membantu Tim bekerja lebih efisien, karena perhitungan dilakukan secara otomatis dengan rumus sudah terpasang melalui bahasa pemrograman sehingga bisa mendapatkan hasil perhitungan secara cepat.
  • Memberikan informasi kepada calon investor yang berminat menanamkan investasi di bidang pembangkit listrik.
  • Bisa digunakan sebagai referensi studi bagi masyarakat umum yang melakukan riset di bidang pembangkit listrik di Indonesia.

Informasi yang disajikan dalam bentuk web selain biaya pembangkit, juga informasi mengenai jenis pembangkit listrik yang ada di Indonesia sehingga bisa dibaca untuk pengetahuan masyarakat umum.

Studi Multi Obyektif Economy Emission Dispatch (MOED) dalam Mengurangi Emisi SO2, NO2, dan CO untuk Pembangkit Thermal

Juli 12, 2017 pukul 9:06 am | Ditulis dalam Research Advisor | Tinggalkan komentar

(Multi Objective Economy Emission Dispatch (MOED) to Reduced SO2, NO2, and CO Emission from Thermal Power Plant in Electric Power System)

Osmond Hatoguan Aritonang, Studi Multi Obyektif Economy Emission Dispatch (MOED) dalam Mengurangi Emisi SO2, NO2, dan CO untuk Pembangkit Thermal pada Sistem Tenaga Listrik, Undergraduate Thesis,  Electrical Engineering Department, Sepuluh Nopember Instutute of Technology, 2000.

Abstract

Pembangkitan tenaga listrik merupakan bagian dari permasalahan energi dan lingkungan. Usaha pemerintah membangun pembangkit-pembangkit listrik thermal secara otomatis meningkatkan polutan SO2, NO2, dan CO. Pada tugas akhir terdahulu telah dibahas tentang metode untuk mengurangi emisi SO2 dari pembangkit-pembangkit thermal yang beroperasi yaitu Multi Obyektif Economy Emission Dispatch. Tugas akhir ini juga menggunakan metode yang sama untuk mengurangi emisi SO2, NO2, dan CO. Ketiga jenis gas ini akan dioptim,asi bersama biaya bahan bakar dengan memberikan bobot yang berbeda pada masing-masing jenis gas sesuai tingkat bahaya terhadap manusia. Penggunaan metode Multi Obyektif Economy Emission Dispatch menghasilkan pembagian pembebanan pada pembangkit yang ON dengan meningkatkan penggunaan pembangkit yang bersih dan mengurangi penggunaan pembangkit yang kotor sehingga total emisi yang dihasilkan oleh suatu sistem menjadi lebih rendah, tetapi dengan biaya bahan bakar yang tetap ditekan serendah mungkin.

 

Pengaruh Perubahan Kebijakan Harga Energi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Sektor Industri

Juli 12, 2017 pukul 9:03 am | Ditulis dalam Research Advisor | Tinggalkan komentar

(Impact of Energy Pricing Policy on Industry Sector in Indonesia: Computable General Equilibrium Analysis)

Sri Indah Nikensari, Pengaruh Perubahan Kebijakan Harga Energi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Sektor Industri di Indonesia: Suatu Model Analisa Keseimbangan Umum, Graduate Thesis, Faculty of Economics, University of Indonesia, 2001.

Abstract

Kebijakan pengurangan jumlah sunsidi BBM dan Listrik dalam APBN 2001 oleh Pemerintah Indonesia membawa konsekuensi pada kenaikan harga BBM dan Listrik. Meskipun harga BBM dan Listrik selalu mengalami kenaikkan dari tahun ke tahun, akan tetapi kenaikan harga pada tahun 2001 ini lebih banyak disebabkan oleh penurunan jumlah subsidi dalam APBN, setelah sejak tahun anggaran 1997/1998 sampai dengan tahun anggaran 2000 jumlah subsidi BBM terus mengalami peningkatan akibat naiknya biaya pengadaan. Atas rekomendasi IMF, sehubungan dengan pencairan paket bantuan dari negara-negara donor yang tergabung dalam CGI kepada Indonesia, subsidi BBM dan Listrik direkomendasikan segera dihapus supaya ada efisiensi pada APBN. Rencana penghapusan jumlah subsidi BBM dan Listrik dalam APBN direncanakan secara bertahap dan akan berakhir tahun 2004.
Pengurangan jumlah subsidi membawa dampak multiplier yang sangat luas pada perekonomian, termasuk pada PDB. Hal ini ditunjukkan oleh hasil simulasi dengan model INDECGE dengan tahun dasar 1998, yang menyatakan bahwa dalam jangka pendek adanya kenaikkan harga energi masih memberikan dampak positif pada kenaikan PDB Sektoral maupun PDB Pengeluaran dengan prosentase yang menurun, akan tetapi dalam jangka panjang kenaikkan harga energi akan memberikan dampak negatif pada PDB semua sektor, kecuali pada sektor yang masih ada subsidinya, dengan catatan kondisi perekonomian saat itu tidak ada peningkatan dari kondisi tahun dasar 1998. Dampak negatif pada PDB Pengeluaran jika kondisinya belum berubah lebih baik, adalah bahwa selaian Konsumsi Pemerintah, semua variabel pada PDB Pengeluaran seperti Konsumsi Rumah Tangga, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), Stok Inventori, Ekspor serta Impor akan mengalami penurunan.

 

Kajian Perencanaan Permintaan dan Penyediaan Energi di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

Juli 12, 2017 pukul 8:58 am | Ditulis dalam Research Advisor | Tinggalkan komentar

(Study of Energy Supply-Demand Planning in Yogyakarta Special Region Province using Long-range Alternative Planning system (LEAP))

Ragil Lanang W.T.P., Kajian Perencanaan Permintaan dan Penyediaan Energi di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Menggunakan Perangkat Lunak LEAP, Undergraduate Thesis, Department of Engineering Physics, Gadjah Mada University, 2005.

Abstract

Energy demand is counted based on energy activity and energy intensity. The economy and population have a great effect on energy activity. The more increasing the economy and population growth the more increasing the energy activity. Energy supply is determined not only by the demand but also by resources, technology, policy and investment on energy.
The research on energy planning in Yogyakarta Special Region Province is done using LEAP (Long-range Energy Alternative Planning system) version 2004. The study of energy supply-demand is done for the future fifteen years as 2003 as the based year. Energy demand projection is calculated using interpolation and linear regression analysis on historical data of energy activity and energy intensity.
The result shows that the final energy demand in Yogyakarta Special Region Province grows on the average of 6,7% per annum if the PDRB grows on the average of 4,6% per annum and 7,5% per annum if the PDRB grows on the average of 5,1% per annum. The Household energy demand sector is predicted to grow on the average of 5,4%-6,0% per annum, Industry 6,0%-6,7% per annum, Commercial 6,6%-7,4% per annum, and Transportation 7,5%-8,4% per annum. Based on the energy mix, the demand of gasoline is predicted to grow on the average of 7,8%-8,8% per annum, kerosene and LPG 3,9%-4,4% per annum, diesel oil 6,0%-6,9% per annum, industrial diesel oil (IDO) 4,7%-6,3% per annum, FO 4,5%-5,0% per annum, and electricity 8,5%-9,5% per annum.


Donation


If you feel that this paper is valuable for you, please give donation to:
Agus Sugiyono
Bank Bukopin – Kebayoran Baru Branch
Jl. R.S. Fatmawati No. 7, Jakarta, INDONESIA
Account No. 070-100-7743
Bank Code: 441
SWIFT Code: BBUKIDJA
It will support our future research. Thank you very much.


<Download full paper>

Laman Berikutnya »

Blog di WordPress.com.
Entries dan komentar feeds.